Bola memantul beberapa kali di lantai semen halaman belakang rumah keluarga Owka Narendra. Suara bounce-nya berirama, diselingi tawa kecil dari Yudha yang baru saja berhasil menyalip kakaknya. "Masih kalah aja, A',"goda Yudha sambil menembakkan bola ke ring. " payah nih pilot, masa tembakannya meleset terus." "Mulut kamu itu ya, kalau nggak ngeledek kayaknya bakal demam ya," balas Bian, menepis keringat di dahinya. "Biar seru, A'. Kalau nggak gini, lapangannya sepi banget ... Soalnya lawannya juga nggak seru." Mereka terus main beberapa menit sampai akhirnya Bian menghentikan bola, berdiri di pinggir sambil menarik napas. Yudha menatapnya sekilas, lalu mencondongkan badan. "Kenapa sih, A'? Dari tadi mukanya kayak habis ditegur Captain Owka?" Bian menggeleng. "Nggak apa - apa," jawabn

