Bian Milik Kamu....

2047 Kata

Pagi itu Seoul diselimuti hawa dingin akhir musim gugur. Udara di luar hotel masih terasa menusuk, meski matahari sudah muncul malu - malu di balik gedung tinggi. Bian baru saja membuka mata setelah tidur panjangnya. Jadwal terbang semalam membuat tubuhnya terasa berat. Tapi kali ini, ia tak bisa bermalas - malasan. Crew-nya sudah berjanji akan jalan - jalan bersama sebelum penerbangan pulang besok subuh. Dengan setengah sadar, ia duduk di tepi ranjang, mengusap wajah, lalu menatap jam di nakas. Hampir jam sebelas siang. "Waduh, udah ditinggal kali gue…" gumamnya panik sambil meraih handuk dan berlari ke kamar mandi. Beberapa belas menit kemudian, Bian turun ke lobi hotel dengan jaket tebal, rambut masih agak berantakan, dan kacamata hitam besar yang menutupi wajah bantalnya. Di depan,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN