Raksa masih menunggu penjelasan dari orang yang sudah berani untuk ikut campur dengan semua masalah pribadi nya. Ia tidak melihat orang itu menantang dirinya, malah hanya bisa menundukkan kepala nya takut. Ia mengira orang itu akan melawan dirinya dan mengajak nya berdebat, tapi itu semua diluar dugaan nya sama sekali. "Apa kau ingin dipecat?" tanya Raksa untuk ke dua kalinya menanyakan hal itu kepada orang itu. Ia berusaha untuk bersabar menghadapi orang itu. Ia bingung sebenarnya apa alasan orang itu sampai melakukan hal yang benar-benar tidak menguntungkan baginya sama sekali. "Saya mohon, jangan memecat saya, Pak." "Katakan!" "Tapi ... bisakah Bapak memaafkan saya jika saya mengatakan nya?" tanya orang itu dengan begitu ragu. Sedangkan Raksa terlihat begitu serius untuk mendeng