Tengah malam Mellia bangun dari tidur. Ada yang salah. Entah apa itu, Mellia merasa ada perasaan salah yang menerpa hatinya. Mellia melihat ke samping ranjang. Putranya Vero tengah tertidur begitu lelap memeluk guling milik Daddynya. Daddy? Ya, Ray. Mellia baru ingat Ray tidur di balkon kamar mereka. Di luar sepertinya sedang hujan karena Mell mendengar rintikan air dari atas. Mellia turun dari ranjang.Mellia menyambar sebuah sweater yang Ray letakkan di sofa kamar mereka. Perlahan Mellia berjalan menuju balkon kamar. Pelan-pelan Mellia membuka pintu kaca tersebut. Mellia menutup mulutnya dengan tangannya saat melihat Ray tidur dengan igauan kecil. "Maafin aku, maafin aku." igau Ray. Laki-laki itu tidur meringkuk tidak tenang dalam tidurnya. Sesekali Ray berpindah posisi. "Maaf.