Episode 10

1592 Kata
Sudah satu minggu penuh Lily bekerja di Bima Sakti Raffardan's Law and Associates, dan selama itu pula aturan dan gaya hidupnya berubah total. Bagaimana dia tidak merubah gaya hidup kalau uang sakunya cuma lima puluh ribu rupiah all in sehari. Dulu uang segitu mah cuma dianggap sebagai uang parkir bagi Lily, tapi sekarang? Uang segitu harus dia alokasikan dengan hati-hati kalau dia tidak mau mati kelaparan. Lily sama sekali tidak takut tentang masalah kesulitan keuangannya sendiri. Tetapi masalahnya bagaimana dengan nasib anak-anak panti? Sebenarnya setiap bulan Lily selalu membantu kelangsungan berdirinya panti asuhan Kasih Bunda. Semua kebutuhan sandang dan pangan panti Lily lah yang mengsupplynya. Sedangkan bila ada donatur-donatur yang datang untuk memberikan sumbangan, dana itu akan mereka alokasikan untuk biaya -biaya yang tidak terduga, seperti dana untuk anak-anak yang sakit, perbaikan gedung yang rusak ataupun keperluan insidentil lainnya. Apalagi kemarin saat Lily berkunjung kesana anak-anak sedang sedih karena mereka belum juga membayar uang sekolah, dan itu semua karena Lily belum menyetorkan biaya sekolah mereka. Drtttt...Drttt...drttt... Hallo Ly, lo jadi mau cari kerja sampingan buat biaya hidup anak-anak panti lo, itu? "Ahelahhh lo pake nanya lagi Incess. Ya maulah, Oneng. Ibarat kata nih keadaaan gue sekarang udah mirip orang yang mau mati kelelep. Air nya udah nyampe dihidung Gue Neng, mana itu anak-anak juga udah pada stress karena uang sekolah mereka bulan ini belum gue setor ke Ibu Panti. Gue juga belum bisa belanja bulanan buat mereka semua padahal udah tanggal segini lagi. Lo tau nggak Neng, kemarin pas gue kesana, mereka semua cuma makan nasi pake krupuk doang. Gue...Gue.. merasa bersalah banget sama anak-anak itu Neng." Suara Lily mulai terdengar bergelombang, dia menangis.Lily adalah type orang yang sangat mengharamkan menggunakan air mata untuk memanipulasi seseorang ataupun sesuatu demi untuk memuluskan semua keinginan mereka. Menurut Lily orang seperti itu tidak ada bedanya dengan preman terselubung. Maksa sebenernya, tapi caranya halus. Sampai yang dipaksa tidak berasa kalau sebenarnya dia itu sedang dipaksa. Licik banget kan manusia-manusia modelan begitu? Pantang bagi Lily untuk berperilaku murahan seperti itu. Tetapi kali ini, dia sungguh-sungguh tidak bisa menahan kesedihannya. Makanya dia berusaha untuk mencari uang bagaimanapun caranya untuk membantu kelangsungan hidup para penghuni panti asuhan Kasih Bunda. Kalo tu anak-anak cuma makan pake lauk kerupuk doang, apa kabar lo yang jatahnya cuman lima puluh ribu rupiah sehari all in? "Gue sih udah seminggu ini juga makan dengan menu telur doang. Telur di ceplok, telur di dadar, omelet telur, telur rebus. Gue sih kayaknya udah mulai terbiasa deh hidup prihatin, Neng. Hehehehe...Paling-paling bentar lagi Gue bakal bisulan karena makan telur terus-terusan. Ahahahah". Lily tertawa separuh sedih separuh lucu, demi menghibur dirinya sendiri. Gue sebenernya nggak tega nawarin kerjaan ini buat lo Ly. Cuman ya mau bagaimana lagi. Lo kerjanya cuma bisa seminggu tiga kali. Mana bisanya sore lagi. Kayaknya cuma kerjaan ini deh yang cocok sama jadwal kerja elo. Ehm gini Ly, lo mau jadi ART nya Eldath, adik ipar Gue? Bik Marni yang biasa kerja udah pensiun, jadi si El lagi nyari-nyari ART baru. kemarin Gue sih rekomendasiin elu. Gue bilang lo kerja seminggu tiga kali selasa, kamis, sabtu. Dan kalo hari minggu atau libur nasional baru lo bisa datang pagi. Lo cuma nyuci baju dia, beberes apartemen sama masak lah sesekali kalo pas dia ada dirumah. Kalo lo setuju, besok sore habis pulang kantor, lo udah mulai bisa kerja disana. Apartemennya juga cuman diseberang kantor lo. Kalo lo setuju, ini gue tinggal WA-in dia doang Ly. "Ehm, gue bisa minta gaji gue duluan didepan gak Neng? Soalnya gue butuh banget tuh buat bayar SPP nya anak-anak. Mana lusa mereka semua udah pada mau ujian. Coba lo tolong tanyain sama ipar lo ya Neng. Inget, Gue mau duit itu berasal dari ipar lo, bukan uang pribadi lo ya Neng? Inget, bohong itu DOSA ya?" Lily yang tau tentang niat Marilyn yang secara diam-diam ingin membantunya pun langsung memperingatkan Marilyn. Dia benar-benar ingin berusaha sendiri. Dia tidak ingin memanipulasi orang lain atas nama belas kasihan. Ya udah, gue tanyain orangnya dulu. Tapi Gue rasa dia setujulah Ly, cuman duit kagak seberapa ini. Setelah memutus hubungan teleponnya dengan Lily, Marilyn pun segera menelepon Eldath. "El, kalo ART baru lo itu minta gajinya dibayar sebulan dimuka dulu boleh nggak? Soalnya dia perlu banget buat bayar uang SPP anak-anaknya katanya." Ya udah nggak apa-apa Mbak. Ini Gue transfer tiga juta kerekening Mbak ya?Gue kasih bonus sejuta deh buat bantu anak-anaknya. Dan Marilyn pun akhirnya bisa bernafas lega. Adik iparnya emang baik luar biasa. Bayangkan si Lily kerja aja belum, ini udah main dikasih bonus sejuta aja. Boss mana ada yang baiknya begitu coba? =================== Begitu notifikasi i bankingnya berbunyi, Lily langsung menarik nafas lega. Akhirnya anak-anak panti itu bisa ikut ujian juga, karena pembayaran uang SPP mereka sudah ada. Sekarang tinggal menunggu kabar dari Senja tentang pengaturan waktunya sebagai ART adik iparnya yang konon katanya seorang perwira polisi. Mudah-mudahan saja semua berjalan sesuai dengan rencananya, Aaminnn. Drrrtt...drtt..drtt... Hallo Ly, ipar gue setuju lo kerja disana hari senin, rabu, jummat. Jadi selasa, kamis, sabtu lo masih bisa kerja jadi ART nya ipar Marilyn. Gila lo ya sampe kerja ditiga tempat? Lama-lama bisa sakit kuning lo Ly, mana biasanya lo dilayanin kayak ratu begitu. Ini tetiba langsung turun kasta aja jadi pembantu. Gue takut lo ga sanggup ngejalaninnya Ly. "Ya mau gimana lagi Nja? Itu anak-anak panti nggak mungkin juga kan gue telantarin? Kalo cuma buat gue sendiri mah gampang, makan mi instan aja gue bisa hidup koq. Eh ipar lo setuju kan bayar gaji gue sebulan dimuka? Gue harus belanja bulanan besok buat anak-anak Nja." Iya iya, ini gue transfer sekarang ya? Mudah-mudahan lo betah kerja sama Badai. Dia baik koq, cuma yaitu mulutnya agak-agak pedes dikit. Kalo dia ngomel-ngomel lo anggap aja dia orang gila, nggak usah lo masukin kehati omongannya, ya? "Apapun gue jabanin Nja, demi kelangsungan hidup anak-anak panti. Gue mah orangnya nggak punya hati, jadi nggak perlu bingung mau dimasukin kemana kata-kata mutiaranya, ahahaha. Terima kasih atas bantuan lo ya, Nja." Halah! Lo kaya gue orang lain aja. Dan suara notifikasi yang masuk ke ponselnya pun segera membuat wajah Lily sumringah. Akhirnyaaaa..anak-anak panti bisa makan makanan yang layak juga. Namanya juga rezeki anak sholeha, Siehhhh.... ================== Astronomix tengah malam terasa begitu semarak. Music remix yang seronok dipandu DJ sexy yang asyik bergoyang membuat suasana semakin panas. Disudut ruangan, Heru, Dexter, Bima dan Axel sebagai pemilik club sedang duduk santai menikmati suasana club yang hingar bingar. Setelah lelah seharian bekerja, biasanya para eksmud ini suka bersantai sejenak ditempat seperti ini. "Gimana keadaan kantor lo setelah gue nitip bom waktu disana?" Axel mulai menginterogasi Bima, sahabat sekaligus partner kerjanya itu. "Set dah, gue nyesel banget udah nyetujuin lo nitip sibiang onar itu disana. Sekarang suasana dikantor gue tiap hari rieweuhhh nggak karuan. Gue salut sama lo Bro, sanggup ngasuh tu biang onar sendirian sejak dia berumur 10 taun ya kalo nggak salah?gue yang ngasuh seminggu aja udah klengeran, apa kabar elo yang belasan taun ya?" Bima menggeleng-gelengkan kepalanya. "Bentar lagi tugas gue juga bakalan kelar koq. Gue udah mulai mau serah terima tugas menjaga Lily sama suaminya." Tiga pasang mata langsung kompak menatap Axel penasaran. "Wuanjirrr, siLily udah punya calon suami rupanya?siapa sih calonnya? Gue kenal gak Xel? Siapa sih laki-laki yang berani ngelamar itu biang onar buat dijadiin bini. Etdah salut Gue!!" Bima masih belum sepenuhnya percaya ada laki-laki waras yang berani melamar seorang adik mafia yang mesumnya luar biasa. "Ini gue sama Bang Gultom udah seminggu ini rutin ke Gladiator buat nyari-nyari kandidat yang potensial buat dia. Dua petarung yang paling kuat akan gue suruh duel didepan adek gue. Siapa yang menang, itulah yang akan menjadi suaminya. You know lah, Adek gue kan bukan perempuan biasa, dia anak Pierre Delacroix Adam yang musuhnya sebanyak semut dan juga adik gue yang musuhnya bahkan lebih banyak lagi. Pria kaya, ganteng, lemah lembut dan metroseksual sama sekali bukan calon yang cocok untuk dia. Gue butuh calon yang kuat secara  mental dan fisik sekaligus juga kuat secara finansial untuk melindungi dia, apabila gue udah nggak ada didunia ini. Dunia hitam ya begini ini Bro, Kalau kita tidak membunuh, kitalah yang dibunuh. Simple as that." "So, pencarian lo seminggu ini udah menemukan titik terang belum, siapa yang kira-kira bakal jadi adik ipar lo, Bro?" Kali ini Dexter yang penasaran. "Sejauh ini yang tidak terkalahkan masih duo abang adik Narasangsa Abiyaksa dan Arshaka Abiyaksa. Di Green Hill mereka berdua sih masih yang terkuat disana. Tapi kalau di Alcatraz, Arkansas Delacroix Bimantara lah juaranya. Semua lawannya pulang-pulang pasti minimal patah tulang. Para anak rantau yang biasa nyari uang jajan disana pun, langsung ziper kalau lawan mainnya si Arkan." "Tapi Aksa itu kan udah nikah Bro, udah punya anak satu lagi. Apa masih bisa masuk jadi kandidat?" Heru yang biasa paling irit berbicara, tiba-tiba bersuara. Bima dan Dexter saling memandang, rupanya Heru ini walaupun cuek saja sedari tadi, menyimak juga rupanya. "Kenapa lo tau si Aksa udah married?" Axel menaikkan satu alisnya. "Aksa dan Saka itu sepupu Gue." Sahut Heru santai. "Lah pan itu si Arkan masih sepupu lo Bro? Delacroix Bimantara kan namanya?" Bima teringat laki-laki ganteng seram teman Ory yang doyan banget saban hari berkelahi. Dewa suami Ory pun kerap berseteru dengannya. "Sepupu sebutan aja itu Bim. Om Texas itu bukan adik kandung bokap gue. Tapi adik angkat. Yah kita lihat aja lah kedepannya nanti bagaimana. Kalo ada yang lebih mumpuni dari mereka bertiga, gue bakal pilih laki-laki itu, siapapun dia!!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN