DI KAMAR ALIF. Waktu menunjukkan pukul 09:00 malam. "Eeemmmmm! Anak kesayangan Papah, ini." Ucap Alif yang dari tadi, dari sejak ia pulang dari rumah sakit bersama dengan Shanum istrinya, tak henti-hentinya terus gemas mengusap-usap dan menciumi perutnya, yang dari tadi sedang berbaring di pelukannya. "Ya, Tuhaaaan. Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Shanum yang dari tadi malah justru terlihat terus terdiam dan sedih, merenungi bagaimana nasib hidupnya ke depan, dan juga merenungi bagaimana nasib kandungannya nanti. "Apa yang akan terjadi dengan hidupku, dan apa juga yang akan terjadi dengan kandunganku nanti, ya Allah?" Ucapnya lagi dalam hati, sambil terus terdiam. "S_Sayang, kamu kenapa?" Alif pun langsung penasaran melihatnya. "K_kok dari tadi Mas perhatiin, kamu diam terus ka