bab 1b

584 Kata
6 tahun kemudian. Lila bisa dibilang mengabdi pada Ken. Sudah lewat enam tahun lamanya ia bekerja setia pada ken dan perusahaannya, Lila mengenal Ken dari laki-laki yang dingin berubah menjadi laki-laki biasa yang sama- sama memiliki kekurangan dan kelebihan. Tinggal bersama laki-laki itu, sarapan bersama.Terkadang mandi dalam satu kamar mandi yang sama, berenang satu air. Memakai alat makan bedua dan masih banyak lagi. Juga keakraban dan kedekatan Lila dengan dengan keluarga Ken. Gerald selaku papa dari Ken tak pernah mempermasalahkan Ken yang tinggal berdua dengan Lila, karena gerald percaya Lila seorang wanita baik-baik. Dan Ken yang dikenal masyarakat adalah pria dingin yang tak tertarik pada wanita, bahkan dikalangan keluarganya Ken juga dikenal begitu. Dan sekarang, betapa tak menyangkanya Lila. Ken sedang keluar kota untuk menghadiri nikahan sahabat lamanya, Lila yang ditinggal sendiri diapartemen mau tidak mau beres-beres rumah sendiri.Biasanya mereka akan membersihkan kamar masing-masing lalu berbagi beberapa ruangan yang harus dibersihkan masing-masing dari mereka. Lila awalnya berniat baik ingin membersihkan ruangan kamar dan kerja milik Ken. Tapi tak disangka-sangka.. Lila menemukan sebuah majalah dewasa. Bisa dibilang majalah porno. Ewh! Apa semua pria begini? Bagaimana jika dunia tahu satu rahasia Ken yang ia pendam sangat lama sendirian tengah terbongkar, bahkan dengan sekretarisnya sendiri? Ken yang dikenal ber-image cool dan berwibawa mengoleksi majalah dewasa? Apa kata dunia? "Pantas saja bapak Ken tidak nafsu ke saya. Koleksinya lebih menggiurkan." Guman Lila seraya tertawa kecil. Lila membuka beberapa lembar halaman yang sukses membuat perutnya sedikit mual. Karena menampakan dua orang dewasa yang berpose sangat intim. Tapi lama kelamaan Lila membukanya mengganti dari satu halaman ke halaman lainnya, kenapa Lila jadi gelisah apalagi bagian bawah tubuhnya yang terasa berbeda. Tit tut.Terdengar bunyi pintu apartemen tertutup dan itu sukses mengagetkan Lila. Mau tak mau lila harus segera pergi dari kamar Ken sebelum Ken masuk kedalam kamarnya. Sayangnya telat, langkah Ken sudah terdengar dekat sekali, Lila takut Ken akan mencabik-cabik tubuhnya kalau melihat Lila sedang membongkar koleksi majalah dewasanya. Alhasil Lila ngumpet kedalam lemari Ken yang besar-besar. "Lila kemana sih, sampai ketawan pergi tanpa menutup pintu apartemen, fix dihukum!" Guman Ken didalam kamarnya, Ken sudah gerah dari tadi ingin mandi, Ken terlihat membuka dasinya lalu disusul dengan jas dan kemejanya. Lila bisa melihatnya dari lubang kecil lemari yang terbuka. Lila menutup matanya ketika Ken sudah mulai membuka seluruh pakaiannya."Kenapa harus buka baju disini sih? Emang gak bisa di dalam kamar mandi apa!" Guman Lila panik. Sampai-sampai tak menyadari pintu lemari yang ia gunakan untuk berlindung dari singa yang akan mengamuk sudah terbuka dengan lebar."Keluar..!" Perintah Ken. Lila yang ketakutan dan merasa tidak enak sudah pasti langsung keluar dari tempat persembunyiannya."Saya minta maaf pak-" Lila belum selesai bicara. "Siapkan air hangat." Lila bengong. Tak menyangka Ken akan membalas permohonan maafnya dengan kalimat itu. Lila langsung mengangguk dan menurut.Setelah Lila selesai dengan perkerjaannya menyiapkan air hangat, handuk dan sabun Lila segera keluar dari kamar mandi, tapi didepan pintu ia dihadang oleh orang yang ia kenali betul, Ken. "Sudah siap pak air hangatnya. Sabun dan wewangian juga sudah saya campurkan" kata Lila menyengir, mencoba untuk santai. "Kamu buka kotak hitam disebelah kasur saya?" Tanya Ken dengan wajah datarnya. Lila menelan salivanya dengan sulit, lalu mengangguk dengan hati-hati. "Baiklah." Ujar Ken mengangguk-angguk. Sedangkan Lila bingung, kenapa Ken tidak marah? "Bapak gak marah?" Tanya Lila hati-hati. "Kenapa saya harus marah... kamu sudah lihat semuanya kan? Sekarang tinggal praktekan apa saja yang sudah kamu lihat didalam sana.. didepan saya." Ujar Ken dengan smirk nakalnya. Ken melangkahkan kakinya lebih maju membuat lawannya melangkah lebih mundur kedalam kamar mandi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN