6 tahun kemudian.
Lila bisa dibilang mengabdi pada Ken. Sudah lewat enam tahun lamanya ia bekerja setia pada
ken dan perusahaannya, Lila mengenal Ken dari laki-laki yang dingin berubah menjadi laki-laki
biasa yang sama- sama memiliki kekurangan dan kelebihan.
Tinggal bersama laki-laki itu, sarapan bersama.Terkadang mandi dalam satu kamar mandi yang
sama, berenang satu air. Memakai alat makan bedua dan masih banyak lagi.
Juga keakraban dan kedekatan Lila dengan dengan keluarga Ken. Gerald selaku papa dari Ken
tak pernah mempermasalahkan Ken yang tinggal berdua dengan Lila, karena gerald percaya Lila
seorang wanita baik-baik. Dan Ken yang dikenal masyarakat adalah pria dingin yang tak tertarik
pada wanita, bahkan dikalangan keluarganya Ken juga dikenal begitu.
Dan sekarang, betapa tak menyangkanya Lila. Ken sedang keluar kota untuk menghadiri nikahan
sahabat lamanya, Lila yang ditinggal sendiri diapartemen mau tidak mau beres-beres rumah
sendiri.Biasanya mereka akan membersihkan kamar masing-masing lalu berbagi beberapa
ruangan yang harus dibersihkan masing-masing dari mereka.
Lila awalnya berniat baik ingin membersihkan ruangan kamar dan kerja milik Ken. Tapi tak
disangka-sangka..
Lila menemukan sebuah majalah dewasa. Bisa dibilang majalah porno. Ewh!
Apa semua pria begini?
Bagaimana jika dunia tahu satu rahasia Ken yang ia pendam sangat lama sendirian tengah
terbongkar, bahkan dengan sekretarisnya sendiri? Ken yang dikenal ber-image cool dan
berwibawa mengoleksi majalah dewasa? Apa kata dunia?
"Pantas saja bapak Ken tidak nafsu ke saya. Koleksinya lebih menggiurkan." Guman Lila seraya
tertawa kecil.
Lila membuka beberapa lembar halaman yang sukses membuat perutnya sedikit mual. Karena
menampakan dua orang dewasa yang berpose sangat intim. Tapi lama kelamaan Lila
membukanya mengganti dari satu halaman ke halaman lainnya, kenapa Lila jadi gelisah apalagi
bagian bawah tubuhnya yang terasa berbeda.
Tit tut.Terdengar bunyi pintu apartemen tertutup dan itu sukses mengagetkan Lila. Mau tak mau
lila harus segera pergi dari kamar Ken sebelum Ken masuk kedalam kamarnya.
Sayangnya telat, langkah Ken sudah terdengar dekat sekali, Lila takut Ken akan mencabik-cabik
tubuhnya kalau melihat Lila sedang membongkar koleksi majalah dewasanya.
Alhasil Lila ngumpet kedalam lemari Ken yang besar-besar.
"Lila kemana sih, sampai ketawan pergi tanpa menutup pintu apartemen, fix dihukum!" Guman
Ken didalam kamarnya, Ken sudah gerah dari tadi ingin mandi, Ken terlihat membuka dasinya
lalu disusul dengan jas dan kemejanya.
Lila bisa melihatnya dari lubang kecil lemari yang terbuka. Lila menutup matanya ketika Ken
sudah mulai membuka seluruh pakaiannya."Kenapa harus buka baju disini sih? Emang gak bisa
di dalam kamar mandi apa!" Guman Lila panik.
Sampai-sampai tak menyadari pintu lemari yang ia gunakan untuk berlindung dari singa yang
akan mengamuk sudah terbuka dengan lebar."Keluar..!" Perintah Ken.
Lila yang ketakutan dan merasa tidak enak sudah pasti langsung keluar dari tempat
persembunyiannya."Saya minta maaf pak-" Lila belum selesai bicara.
"Siapkan air hangat."
Lila bengong. Tak menyangka Ken akan membalas permohonan maafnya dengan kalimat itu.
Lila langsung mengangguk dan menurut.Setelah Lila selesai dengan perkerjaannya menyiapkan
air hangat, handuk dan sabun Lila segera keluar dari kamar mandi, tapi didepan pintu ia
dihadang oleh orang yang ia kenali betul, Ken.
"Sudah siap pak air hangatnya. Sabun dan wewangian juga sudah saya campurkan" kata Lila
menyengir, mencoba untuk santai.
"Kamu buka kotak hitam disebelah kasur saya?" Tanya Ken dengan wajah datarnya.
Lila menelan salivanya dengan sulit, lalu mengangguk dengan hati-hati.
"Baiklah." Ujar Ken mengangguk-angguk.
Sedangkan Lila bingung, kenapa Ken tidak marah?
"Bapak gak marah?" Tanya Lila hati-hati.
"Kenapa saya harus marah... kamu sudah lihat semuanya kan? Sekarang tinggal praktekan apa
saja yang sudah kamu lihat didalam sana.. didepan saya." Ujar Ken dengan smirk nakalnya.
Ken melangkahkan kakinya lebih maju membuat lawannya melangkah lebih mundur kedalam
kamar mandi.