Lintang dan Langit berjalan beriringan menuju rumah Ramdhan. Sambutan hangat tak lagi diterima. Ramdhan dan Mirna masih sangat kecewa pada putra bungsunya. Ramdhan belum bisa memaafkan. Perusahaan terancam pailit. Nama baik keluarga tercoreng. Bahkan Ramdhan sudah ada di titik tak lagi peduli akan kehidupan Langit. "Sekali lagi, Langit minta maaf. Dan sampai kapan pun, Langit tak akan pernah mengakui perbuatan yang tidak saya lakukan. Demi Allah, Langit tak tahu apa-apa. Ini seperti jebakan." Langit menatap kedua orang tuanya yang memalingkan wajah. Setiap menatap Langit, amarah Ramdhan akan kembali meluap. Tak mudah untuknya percaya bahwa apa yang dialami Langit hanya sebuah jebakan. Semua pihak membenarkan perbuatan Langit, termasuk pihak hotel. "Ma, Pa, saya percaya pada Mas Langit.

