Bab 46. Anfal

1067 Kata

Satria harap-harap cemas. Ia kembali menatap sang istri yang terpejam tengah menikmati gelombang surgawi. Istrinya itu tidak bereaksi apa-apa. “Syukurlah, sepertinya dia tidak mendengar. Bisa habis aku kalau sampai dia dengar.” Satria membatin. Setelah saling mendaki puncak bukit kenikmatan, keduanya terkulai lemas karena kelelahan. Setelah itu, mereka terpejam, mengunjungi pulau impian. ** Hingga malam, Rosa sengaja mematikan ponsel sang suami. Satria tidak sadar jika ponselnya dimatikan. Yang pria itu tahu, Rosa yang membawanya. Rosa selalu mengalihkan perhatian Satria jika ingin memeriksa ponselnya. “Yang, kita dinner, yuk,” ajak Rosa malam harinya. “Kamu sendiri aja.” “Astaga, kamu tega nyuruh aku nyari makan sendiri?” “Mana ponselku? Kali aja ada pesan penting,” balas Satria,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN