“Rosa, aku sudah muak sama kamu! Bagaimana kalau kita pisah aja?” tanya Satria pelan, tetapi penuh penekanan. Bahu pria itu masih naik turun menahan amarah. Untuk beberapa saat, hening. Satria merasa aneh. Tumben Rosa tidak bereaksi? Pria itu akhirnya memutar tubuh. Ternyata sang istri sudah tidak ada di tempat semula. Saat matanya mencari, ternyata Rosa ada di teras sedang berbicara dengan ponselnya. Satria terpejam, lalu menyugar rambut. Pria tersebut kembali mengayunkan kaki menuju kamar. Begitu tiba, Satria hanya menghela napas panjang dan mengembuskan kasar. Kamarnya sangat berantakan dan kotor. Selalu seperti itu. “Lama-lama aku bisa gi*la!” Satria melemparkan tasnya sembarangan. Tubuhnya yang lengket, memaksanya sejenak tidak peduli dengan keadaan kamar. Pria itu menyambar handuk