Bab 87. Pria Dipegang Janjinya

1015 Kata

Perawat datang beberapa saat kemudian saat Fariz masih mengambil nutrisi dari ibunya. “Di situ saja, Bu. Tidak apa-apa. Biar adeknya tenang dan mudah saat dipasang infus,” ujar perawat saat Zia menyudahi ASI dan akan turun. Zia mengangguk. "Sabar, ya, Ganteng. Disuntik dulu sebentar, tahan dulu," ujar perawat itu menenangkan. Dengan hati-hati, perawat wanita tersebut mulai mencari pembuluh darah vena, kemudian menyuntikkan jarum di sana, di punggung telapak tangan kanan yang akan dipasang infus. Perawat itu juga mengambil sampel darah sang bayi untuk dicek di laboratorium. Fariz menangis kencang selama tindakan itu dilakukan. Zia dari tadi tidak berani melihat proses pemasangan infus di tangan sang putra. Ia merasa ngilu dan tidak tega. Yang dilakukan hanya berbisik di telinga sang a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN