Four

1447 Kata
Kanaya merebahkan tubuhnya, ia lelah seharian membantu ibunya memasak untuk acara syukuran, ia sangat mengantuk. Ia heran pada Aldric kenapa Aldric mau ada di rumahnya seharian dan menemani ayahnya bercakap-cakap, sejak awal ia tidak begitu menyukai Aldric karena merasa pria itu merahasiakan identitasnya, dan ia tidak suka saat orang tidak memperlihatkan dirinya yang sebenarnya. Tapi satu yang Kanaya tahu adalah, Aldric seorang Player dan itu cukup baginya untuk tidak terlalu dekat dengan pria itu, karena seorang Player akan berusaha dengan cara apapun memikat korbannya dan Kanaya tak mau jadi korban kesekian, ia masih menyayangi hatinya untuk tidak jatuh hati pada pria seperti Aldric, dan nanti akan dipatahkan. ia sebenarnya kagum pada sosok Arda, seorang pemimpin yang tidak sombong dengan jabatannya dan memperlakukan bawahan dengan baik. Tapi sepertinya ia harus menekan perasaannya karena ia lihat Arda tak terlihat tertarik padanya, ia tak berharap banyak karena siapalah  dirinya berani menaruh hati pada Arda yang jelas merupakan pria tampan dan mapan, pasti banyak gadis cantik yang mengejarnya, ia beberapa kali melihat Silvia, kepala divisi keuangan berusaha mendekati Arda. Kanaya hanyut dalam lamunan hingga tertidur, Kanaya merasa ia berada di sebuah Padang pasir yang luas dan sangat panas. "Aku dimana?" gumam Kanaya, ia edarkan pandangannya hanya Padang pasir yang ia lihat, ia berjalan tanpa arah dan mulai kehausan. Ia masih berusaha keluar dari Padang pasir dengan terus berjalan sampai jauh, hingga ia semakin kehausan, ia sudah tidak kuat lagi dan terduduk lemas. "Air.....air...." Tiba tiba seseorang menyodorkan botol air mineral, tanpa melihat orang itu Kanaya mengambil air itu dan meminumnya sampai habis, ia sudah tidak kehausan, ia berdiri dan akan menyampaikan terima kasih namun matanya membola melihat siapa yang sudah memberikannya air. "Aldric??!!" Kanaya terbangun, ia lega itu hanyalah mimpi. "Ya ampun kenapa dia ada dalam mimpiku?" gerutu  Kanaya. "Kenapa juga dia yang memberiku air, bukan pak Arda. Amit amit deh, di Padang pasir berdua dengan Aldric? Iiuuhhh." Kanaya beranjak dari ranjang dan keluar kamar menuju dapur karena ia kehausan seperti dalam mimpinya. ~~~ ~~~ Kanaya berjalan memasuki lobby dan seperti biasa ia melihat Aldric masuk dalam lift khusus CEO, direktur dan direksi, ia penasaran ingin bertanya tapi ia pikir itu bukan urusannya. Kanaya kemudian masuk dalam lift untuk menuju ruangan kerjanya, ia tak ingin terlalu ingin tahu dengan apa yang dilakukan Aldric atau siapa sebenarnya Aldric. Tak menunggu waktu lama Kanaya sudah duduk dan menghadap laptopnya, ia mulai mengerjakan tugasnya. Satu persatu rekan kerjanya mulai berdatangan juga Aldric, Kanaya menatap Aldric, ia teringat mimpinya semalam. "Ya ampun Kay, kamu kenapa? Tidak usah memikirkan mimpimu." batin Kanaya bingung kenapa malah memikirkan mimpinya dimana ada Aldric. Kanaya kembali fokus pada laptopnya dan mengerjakan tugasnya, ia bisa fokus sampai sore hari. "Perhatian teman teman..." Arda berdiri di tengah ruangan tim marketing Alpha, anggota tim menghentikan pekerjaan mereka dan menatap Arda. "Tim kita berhasil melampaui target dan malah melebihi target, kita mencapai target 150%" ucap Arda membuat anggota tim bertepuk tangan termasuk Kanaya. "Oleh karena itu, tim Alpha akan jadi tim kehormatan saat peringatan hari jadi perusahaan kita weekend ini." "Weekend ini ada pesta pak?" "Iya benar, pesta perayaan akan dilakukan di JCC hari Sabtu malam jadi kalian bersiaplah jadi pusat perhatian oleh ribuan pegawai perusahaan ini." "Wah asyik dong. Tidak sia sia kita kerja keras selama ini." "Saya bangga pada kalian, pertahankan kinerja kalian kalau bisa tingkatkan." "Siap boss." ucap anggota tim bersamaan. Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, anggota tim marketing Alpha bersiap pulang, mereka beriringan keluar dari ruangan mereka menuju lift untuk turun ke lobby. "Kita beruntung Kay, tim kita melebihi tim marketing lain," ucap Sarah berjalan di sebelah Kanaya, mereka keluar dari lobby menuju area parkir. "Aku antar Kay?" "Nggak usah Sar, aku ada urusan." "Urusan apa?" "Rahasia." "Ish...kamu pakai rahasia segala sekarang sama aku Kay." "Bye...." Kanaya melambaikan tangannya pada Sarah dan berlari kecil menuju jalan raya dan menghentikan taksi, ia segera naik dalam taksi, Kanaya ada janji dengan manajemen sebuah apartemen, ia akan membeli sebuah apartemen untuk investasi. 1 jam kemudian ia sampai di sebuah gedung apartemen mewah, ia tidak memberitahu kedua orangtuanya saat akan membeli apartemen karena ia tak ingin ayah dan ibunya mengira ia ingin tinggal di apartemen. Kanaya masuk dalam kantor manajemen apartemen dan melakukan pembicaraan dengan staf manajemen, ia dipersilahkan melihat unit apartemen yang ia beli yang berada di lantai 30, Kanaya dan staf manajemen masuk dalam lift untuk menuju lantai 30, Kanaya puas melihat unit apartemen yang ia beli yang terdiri dari 2 kamar tidur utama dengan kamar mandi dalam, dapur dan ruang tamu yang luas, namun masih kosong karena ini unit yang belum pernah ditempati penyewa. Kanaya setuju dengan unit itu, ia dan staf manajemen itu akan kembali turun untuk penandatanganan surat perjanjian jual beli, namun saat Kanaya berjalan di lorong apartemen akan turun bersama staf manajemen, Kanaya dikejutkan dengan terbukanya salah satu unit apartemen dan sosok yang keluar dari unit itu, Aldric bersama seorang wanita cantik dan seksi, mereka berpelukan mesra, Aldric melirik sekilas pada Kanaya lalu melanjutkan langkahnya keluar dari apartemen, Kanaya hanya menggelengkan  kepalanya, ia sudah 3 kali bertemu Aldric dengan 3 wanita berbeda dan ia yakin jika lain waktu ia bertemu Aldric lagi pasti dengan wanita berbeda lagi. Urusan Kanaya dengan pihak apartemen selesai dan ia sudah terlambat pulang karena jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, Untungnya ia sudah menghubungi ibunya jika ia ada lembur sampai malam walaupun ia berbohong, ia tak ingin ketahuan jika ia membeli apartemen. ~~~ ~~~ Kanaya bangun, hari masih sangat pagi, ia beranjak dari ranjangnya dan mengambil handuk kemudian menuju kamar mandi, 15 menit kemudian ia keluar dan kembali masuk kamar, sepertinya ia bangun kepagian karena biasanya saat ia bangun ibunya sedang memasak di dapur tapi kenapa saat ini hanya keheningan. Setelah menyapukan make up tipis Kanaya kemudian keluar kamar namun tak ia dapati ibu dan ayahnya. Ia keluar hingga ke depan dan ke halaman belakang namun nihil. "Kemana ayah dan ibu? kamarnya kosong, dimanapun tak ada," gumam Kanaya mulai khawatir, terdengar pintu pagar terbuka, Kanaya berlari menuju pintu pagar dan ia bernapas lega melihat ayah dan ibunya. "Ayah dan ibu dari mana sih? dari tadi Kay cari nggak ada." "Maaf Kay, ibu tadi mau belanja di pasar depan eh ayah mau ikut ya sudah sekalian jalan jalan pagi, ini ibu beli sarapan, ayo kita sarapan dulu." Kanaya mengangguk dan mengikuti ayah dan ibunya masuk ke dalam rumah. Mereka kemudian sarapan bersama sambil bercerita kejadian di pasar yang dialami pak Andrian dan Bu Inda. "Kay...." "Kenapa yah?" "Teman kamu itu siapa namanya.... emmm... Iya Aldric, lama tidak main kesini." Kanaya terdiam, kenapa ayahnya tiba tiba menanyakan Aldric. "Kami bukan teman dekat ayah, kenapa dia harus main kesini?" "Tapi waktu itu dia mengantarkan kamu pulang dari pasar, ayah pikir kalian teman dekat." "Enggak." "Kenapa kamu sinis begitu Kay? Kelihatannya kamu tidak menyukai Aldric?" "Bukan begitu yah." Kanaya tak ingin jika ayahnya tahu jika ia illfeel dengan Aldric dan sifat playboy nya. "Jangan terlalu benci sama orang Kay, nanti malah jatuh cinta," ucap bu Inda membuat Kanaya bergidik. "Ish....ibu, nggak mungkin lah seperti itu, udah ah jangan ngomongin Aldric lagi, Kay mau berangkat ke kantor." "Kamu nggak mau berangkat sama ayah?" "Enggak yah, ayah kan belum mandi, ayah kan nggak harus berangkat pagi sekali sekarang, udah jadi kepala cabang." "Biarpun jadi kepala cabang tetap harus konsisten Kay, ayah tidak mau malah berangkat siang." "Iya Iya ayah, Kay bercanda. Kay berangkat duluan ya." Kanaya mencium punggung tangan ayah dan ibunya kemudian keluar dari rumah. Kanaya menghentikan taksi untuk berangkat ke kantor walau hari masih pagi. Dan seperti biasa saat melintasi lobby lagi lagi ia melihat Aldric masuk lift direksi, ia tak ingin memikirkan itu tapi kenapa ia makin penasaran dengan apa yang dilakukan Aldric, dengan susah payah ia pendam rasa ingin tahunya itu dan segera melangkah menuju lift dan menuju ruangan marketing Alpha. Oooo----ooooO Kanaya keluar dari unit apartemennya setelah membersihkannya, ia berniat menyewakannya agar tidak kosong, ia juga bisa memiliki pendapatan tambahan selain harus membayar cicilan tiap bulannya. Tapi ia terkejut karena ia terlalu lama berada di apartemen dan jam sudah menunjukkan hampir tengah malam apalagi ponselnya mati karena lowbat, pasti kedua orangtuanya sangat khawatir. Kanaya segera keluar dari unit apartemennya dan bergegas keluar dari apartemennya, saat ia melintasi area parkir ia melihat beberapa orang sedang duduk diatas motor dan sepertinya sedang minum minuman keras karena bau alkohol menguar di indera penciumannya. Motor mereka terlihat bukan motor sembarangan karena itu adalah motor gede yang harganya ratusan juta, Kanaya hanya menggelengkan kepalanya, ia hanya melirik sejenak namun ia bisa melihat ada sosok Aldric diantara para pemuda yang sedang minum "Ya ampun...Aldric, sudah playboy, suka drunk, tidak ada sisi positifnya," gumam Kanaya melanjutkan langkahnya menuju jalan raya. "Al....kenapa kita tidak boleh menggoda cewek itu, dia cantik." "Jangan....dia teman kerjaku." "Teman? bawahan kamu maksudnya." "Ya begitulah" "Aku heran sama kamu, kamu anak CEO perusahaan, kenapa malah jadi staf marketing?" "Itu hanya formalitas saja, karena papa ingin aku mengetahui seluk beluk perusahaan." "Aku kagum padamu Al, walau kamu berandalan diluar tapi kamu cukup hebat dalam mengurus perusahaan." "Aku harus membuktikan pada keluargaku walau tingkahku berandalan tapi otakku hebat." jawab Aldric sambil meneguk bir ditangannya. Lynagabrielangga    
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN