Wanita asing

1473 Kata
Di sebuah kamar yang berantakan tampak sepasang wanita dan juga laki-laki yang tampak tertidur dengan lelap setelah semalam mereka menghabiskan malam yang panas dan penuh gairah. Bahkan di balik selimut mereka tak mengenakan sehelai kain karena setelah aktivitas panas yang mereka lakukan membuat mereka lelah hingga berakhir terlelap tidur. Dan sekarang jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi dan mereka belum juga bangun sampai sebuah ketukan pintu kamar membuat wanita yang ada di dalam pelukan sang laki-laki pun terbangyb dari tidurnya. "Tuan muda Nicholas, nona Vanilla," panggil seseorang di seberang pintu. Vanilla yang mendengar suara asisten rumah tangga di rumah ini memanggil namanya dan juga Nicholas pun langsung terduduk dadi tidurnya sambil mencoba mengumpulkan nyawanya tapi sebelumnya ia menjawab panggilan dari asisten rumah tangga itu. "Iya Bik Inah aku sudah bangun," jawab Vanilla dengan mata yang masih terpejam. Setelah mendengar jawaban dari Vanilla asisten rumah tangga yang bernama bik Inah pun pergi dari depan kamar Nicholas yang masih belum sadar sama sekali. Vanilla mencoba mengumpulkan kesadarannya karena ia merasa tubuhnya remuk redam setelah semalam suaminya yang lama-lama m***m ini meminta terus menerus tanpa henti hingga membuatnya harus tidur sangat larut. Setelah kesadarannya benar-benar pulih Lana mencoba melihat jam yang ada di meja samping ranjang dan ketika tahu jam berapa saat ini Vanilla langsung panik. "Ya ampun aku kesiangan," kata Vanilla panik. Dan tanpa pikir panjang Vanilla langsung bangkit dari ranjang tanpa memperdulikan ketelanjangannya ia langsung masuk ke kamar mandi karena ia benar-benar malu sudah terlambat bangun. Apa kata Mama mertuanya ketika tahu ia belum bangun pada jam segini padahal ketika di apartemen Vanilla selalu bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan pagi untuk mereka berdua. Tapi hari ini ia bangun kesiangan gara-gara harus melayani nafsu sang suami yang tak ada habisnya. Tak membutuhkan waktu yang lama bagi Vanilla untuk selesai mandi karena ia harus segera turun ke bawah untuk membantu mama mertuanya menyiapkan sarapan pagi atau mungkin Mama mertuanya sudah menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya. Setelah selesai memakai baju dan sedikit menyisir rambutnya yang basah Vanilla pun mendekat kearah sosok laki-laki tampan yang sudah menjadi suaminya. Ia harus segera membangunkan suaminya sebelum nanti mereka bisa sarapan pagi bersama. "Kak Nicho bangun," kata Vanilla mencoba membangunkan sang suami. "Hhhhmmmm...." Hanya suara gumaman yang keluar dari mulut Nicholas ketika Vanilla mencoba membangunkan sang suami. Sudah bukan hal yang baru jika Vanilla susah membangunkan laki-laki bernama Nicholas Haditama ini. Harus membutuhkan usaha yang keras untuk bisa membangunkan suaminya yang m***m ini. "Nicholas Haditama bangun sekarang atau malam ini kita tidur di kamar yang terpisah," ancam Vanilla. Nicholas yang mendengar ancaman dari Vanilla pun langsung membuka matanya karena ia tak suka mendengar ancaman dari sang istri. Hal yang paling Nicholas benci adalah ketika harus tidur tanpa memeluk sang istrinya. Rasanya seperti ada magnet yang membuat Nicholas yang biasanya kaku dan cuek berubah menjadi manja ketika bersama dengan Vanilla. Baginya Vanilla yang mengubah dirinya menjadi laki-laki yang lebih berperasaan daripada sebelumnya. Kalaupun Nicholas tak bisa tidur bersama dengan Vanilla berarti ia sedang ada operasi mendadak sehingga mengharuskan dirinya untuk pergi ke rumah sakit. "Kamu selalu mengancam aku dengan kata-kata itu. Sudah tahu aku paling gak bisa tidur tanpa memeluk kamu masih aja kamu mengancam buat pisah kamar segala," jawab Nicholas kesal. "Makanya kalau gak mau tidurnya pisah sekarang bangun terus mandi. Aku mau turun ke bawah buat bantuin Mama walaupun aku tahu pasti Mama sudah selesai menyiapkan sarapan. Mau ditaruh dimana muka aku ketika Mama melihat aku belum juga bangun jam segini. Semua ini gara-gara kamu yang membiarkan aku tidur sampai dini hari. Biasanya aku gak pernah kesiangan ketika berada di apartemen tapi sekarang ketika di rumah Mama aku malah bangun kesiangan," protes Vanilla. Nicholas pun bangun dan mendudukkan tubuhnya sehingga tubuh bagian atasnya yang sixpack terlihat jelas. Terkadang Vanilla suka bingung bagaimana bisa suaminya itu tetap rajin berolahraga ditengah aktivitasnya yang begitu padat. Pantas saja banyak wanita yang tergila-gila kepada suaminya tapi sayangnya hanya Vanilla yang menyentuh bagian-bagian tubuh milik suaminya yang pasti sangat membuat iri banyak wanita. Vanilla segera menyingkirkan semua pikiran m***m di kepalanya ketika melihat tubuh sang suami yang begitu seksi. Bisa-bisanya ia ikut tertular sifat m***m dari suaminya. "Sayang Mama dan Papa pasti bisa mengerti jika kita bangun kesiangan. Dan aku juga yakin mereka pasti senang karena itu berarti kesempatan mereka untuk mendapatkan cucu dari kita akan terbuka lebar. Jadi santai aja dan gak usah merasa gak enak segala," jawab Nicholas dengan begitu santainya. "Memang benar jika Mama dan Papa gak bakal marah sama aku tapi aku harusnya tahu diri. Udah aku turun dulu sekarang kakak mandi dan setelah itu ikut turun kebawah," perintah Vanilla dengan tegas. Setelah mengatakan hal itu Vanilla pun keluar kamar dan meninggalkan Dante yang masih saja mencoba mengumpulkan kesadarannya yang belum pulih. Vanilla sendiri dengan hati-hati turun kebawah dan langsung berjalan menuju kearah dapur untuk membuatkan kopi untuk sang suami dan juga membantu sang Mama mertua menyiapkan sarapannya. Ketika sampai dapur ternyata disana ada Mama mertuanya. Dengan malu-malu Vanilla pun mendekat ke mama mertuanya. "Pagi Ma. Maaf Vanilla bangun kesiangan," kata Vanilla merasa tak enak. "Gak apa-apa sayang Mama tahu pasti Nicho gak membiarkan kamu keluar kamar kan? Lagipula ini juga hari Minggu jadi tidak apa-apa kalau kamu bangun lebih siang," jawab Alya sambil tersenyum kearah Vanilla. Walaupun sang Mama mertua berkata seperti itu rasanya Vanilla malu ketika mengetahui hal itu. Bisa-bisanya ia bangun kesiangan ketika berada di rumah mertuanya. Ia berjanji hal seperti ini tak akan terjadi lagi. "Ada yang bisa Vanilla bantu Ma buat siapin sarapan?" tanya Vanilla lagi. "Gak usah sayang tadi Mama dan Papa sudah sarapan duluan jadi nanti tinggal kamu sama Nicho aja yang sarapan. Nanti setelah sarapan temani mama ke supermarket buat beli beberapa bahan kue yang habis. Jadi rencananya Mama akan bikin kue tapi bahan-bahannya habis jadi harus belanja dulu. Kamu hari ini gak ada acara apa-apa kan?" tanya Alya balik. "Aku sih gak ada acara apa-apa tapi gak tahu kalau kak Nicho. Setahu aku kak Nicho gak punya acara apa-apa kecuali jika nanti ada panggilan dari rumah sakit," jawab Vanilla yang sedang menyiapkan kopi untuk sang suami. "Ok. Kalau gitu nanti setelah kamu dan Nicholas selesai sarapan kita langsung berangkat ke supermarket aja biar gak kesiangan dan Mama bisa langsung buat kuenya," kata Alya yang bersiap meninggalkan dapur. "Iya Ma," jawab Vanilla mengerti. Setelah itu Alya pun pergi membawa secangkir teh yang akan diberikan untuk sang suami sedangkan Vanilla menyiapkan kopi untuk suaminya juga sambil menunggu sang suami selesai mandi karena setelah selesai sarapan ia harus mengantarkan sang Mama ke supermarket. "Wah akhirnya Mama bisa merasakan pergi bareng sama anak kandung Mama yang biasanya sibuk terus," sindir Alya. Saat ini Vanilla dan Nicholas sedang mengantarkan sang Mama pergi ke supermarket untuk belanja bahan kue. Sebenarnya tadi niatnya Vanilla akan menyetir sendiri tapi tiba-tiba sang suami menawarkan diri untuk mengantarkan mereka berdua. Jadilah saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju supermarket. "Aku bukannya gak mau pergi sama Mama tapi di rumah sakit sedang banyak pekerjaan juga jadi gak bisa sering-sering pergi sama Mama. Dulu ketika papa masih jadi dokter juga sering gak bisa ikut pergi sama-sama karena tiba-tiba ada operasi atau keadaan pasien yang gawat dan sekarang aku merasakan apa yang Papa rasakan dulu," kata Nicholas yang masih fokus menyetir. "Iya Mama mengerti kok sama pekerjaan kamu karena Mama sudah mengalaminya sejak lama tapi Mama mau berpesan sama kamu kalau kamu gak boleh terlalu sibuk sehingga melupakan Vanilla karena bagaimanapun juga Vanilla membutuhkan kamu," pesan Alya kepada sang putra. "Aku tahu kok Ma kalau soal itu jadi Mama tak perlu khawatir lagi dengan hal itu. Walaupun aku sibuk bekerja aku akan tetap memprioritaskan Vanilla. Dan Vanilla tahu apa saja yang aku lakukan jadi gak mungkin sampai aku melupakan Vanilla," jawab Nicholas atas pesan dari sang Mama. "Good," kata Alya senang. Vanilla benar-benar merasa senang bisa mendapatkan mertua yang begitu perhatian dengan dirinya karena sering ia mendengar jika banyak mertua yang bersikap jahat kepada menantunya tapi Vanilla tak mendapatkan perlakuan buruk itu dan berharap jika semua itu akan terus berlangsung dengan baik. Sementara itu di Jerman tampak seorang wanita yang cantik baru saja selesai menggelar konser musik untuk kesekian kalinya dan selalu saja sukses. Tangannya yang ajaib bisa membuat lagu yang indah diatas piano tak heran jika kemampuannya dalam hal piano tak perlu di ragukan lagi. Tapi walaupun segalanya dirasa sukses tak hatinya terasa hampa karena ia tak bisa bersama dengan laki-laki yang ia sukai sejak dulu. Laki-laki yang membuatnya apa itu jatuh cinta. Ingin rasanya ia kembali pulang dan melihat laki-laki itu. Tapi apakah laki-laki itu bisa menerima cintanya ketika ia mengungkapkannya? Entahlah ia tak tahu hal itu karena jujur saja ia bingung mau mulai darimana karena laki-laki itu hanya menganggap dirinya hanya sebatas adik saja. Sedangkan selama ini ia terus memendam rasa suka kepada laki-laki yang dulunya tetangga dekat rumahnya sebelum akhirnya ia pindah ke Jerman. Dan laki-laki itu adalah Nicholas Haditama.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN