Rexvan menggerutu dengan kesal karena mengetahui fakta bahwa papanya membawa psikolog untuk ikut liburan. Apa coba maksudnya, padahal Rex yakin dan tau betul kalau yang gila itu papanya, bukan dirinya. Lalu kenapa dia yang harus diterapi?. Rex membuat istana pasir dengan tidak ada kalem-kalemnya. Saat istananya tidak jadi atau pun jelek, sudah pasti Rex akan mnghancurkannya dengan menendang keras sampai pasir itu kembali rata. "Kalau kamu membuat segala sesuatu dengan emosi atau pun keadaan hati yang kurang baik, pasti jadinya tidak akan maksimal," ucap Ullia dengan lembut. Rex menolehkan kepalanya, menatap Ullia dengan tajam. Kenapa juga nih satu orang terus-terusan membuntutinya. "Gue gak butuh apa pun yang keluar dari mulut lo!" teriak Rex mengambil pasir dan ingin melemparnya ke Ul