Part 14: Malu-Malu Kucing

1894 Kata

Ciuman dua menit itu selesai, bersamaan dengan mata keduanya yang terbuka. Hal pertama yang keduanya lihat dari lawannya adalah wajah merah tomat dengan mata menyayu. Alika diam karena sangat malu, Arlan pun terlihat tak kalah canggung. Ini adalah ciuman pertama bagi mereka. "S-saya mau berdiri." Alika membuang muka salah tingkah. Arlan tersentak, buru-buru mundur membuat tangannya yang sejak tadi melingkar nyaman di pinggang Alika harus terlepas. Arlan berdehem, mengulum bibirnya ke dalam. Lembut bibir gadis itu masih terasa membekas di ingatannya. "M-mau ngapain habis ini?" Tanya Arlan menggaruk tengkuknya gugup. Padahal baru tadi pagi ia minta saran kepada Ayahnya, tak ia duga hasilnya bakal se WAW ini! Fix! Ia akan berguru pada Bapaknya mulai sekarang. Alika terlihat beberapa kal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN