"Papa!" Xander berseru mengejutkan kedua orangtuanya dan sontak menghentikan perdebatan yang terjadi. Pria itu sejak tadi sudah diam karena tidak ingin ikut campur namun saat amarah Papanya sudah diujung batas ia memberanikan diri untuk bersuara. Ia berdiri memandang kedua orang yang sangat disayangi tengah berdiri dengan mata yang sama-sama basah menahan gejolak perasaan dan emosi. "Xander." Kenanga menangis terisak-isak. "Maafkan Mama dan Papa karena kau harus melihat ini. Maafkan kami," ucapnya dilanda sesal karena menunjukkan emosi yang berlebihan sehingga memicu pertengkaran. "Aku sudah bukan anak kecil yang bisa kalian bodohi. Sekarang aku juga tidak merasakan apa yang Papa dan Mama rasakan. Jika alasan Papa dan Mama bertahan demi aku dan Matthias, lebih baik hentikan saja," uja