Zoya kaget akan pertanyaan implisit itu. Ia berdiri mematung sambil memejamkan matanya singkat. "Mati aku, kenapa dia jadi benar-benar serius?" umpat Zoya dalam hatinya. Matthias menyeringai sambil bergerak maju. Tanpa peringatan ia memeluk Zoya dari belakang, lalu menunduk dan berbisik di telinga wanita itu. "Aku beri waktu sampai nanti malam. Kalau tidak menjawab, artinya kita pacaran," ucap Matthias. "Eh? Mana bisa seperti itu?" Zoya mengerutkan dahinya bingung. "Bisa saja, siapa yang boleh melarang?" sahutnya. Pelukan Matthias semakin erat, bibirnya bergerak mengecup bahu Zoya perlahan. "Kau mau apa tidak?" Zoya menoleh hingga menatap wajah Matthias lebih intens. "Jawabanku tetap sama, tidak!" ketus Zoya. "Ah, artinya kau menerimanya. Mulai detik ini, kita pacaran." Matthias ter