Terbangun dengan kondisi mata sembab membuat Zoya memaki dalam hatinya. Semalaman ia benar-benar menjadi orang yang seperti kehilangan nyawa karena memikirkan Matthias. Sebelum turun dari ranjang membersihkan diri Zoya menyempatkan melihat ponsel, ada pesan yang dikirimkan Matthias dan juga nomor baru. Dahi Zoya berkerut dengan alis yang terangkat, heran dengan nomor baru yang mengirimkan pesan. Seingatnya yang punya nomor teleponnya hanya orang-orang tertentu saja. Grup kampus saja ia tidak ikut bergabung. Hanya punya nomor dosen pembimbing saja. Zoya mengabaikan pesan yang dikirimkan nomor tak dikenal itu. Memilih langsung beranjak untuk membersihkan diri. Sakit hati ternyata membuat seluruh tubuh seperti ikut remuk saja. Zoya termenung sejenak saat melihat rambutnya yang mulai meman