"Mama." Heera segera berlari ke pelukan Mamanya yang baru saja datang bersama Galang. Wanita itu menangis tersedu-sedu seolah menunjukkan betapa tersiksanya dirinya di rumah itu. Elang dan Nindy kaget akan kedatangan Mamanya Heera bersama Pamannya. Padahal hari ini mereka yang berniat datang ke sana tetapi mereka malah datang lebih dulu. Tangan Nindy mendadak gemetar dan kepalanya begitu penuh hingga rasanya ingin pingsan. "Heera, kenapa ini? Kenapa kau menangis, rambutmu?" Vania bertanya khawatir melihat kondisi putrinya yang berubah menyedihkan. "Apa-apaan ini? Kalian satu keluarga menyiksa keponakanku?" Galang langsung menuduh tanpa kompromi. Ethan melirik kedua manusia tidak penting yang baru saja datang. Seulas senyum sinis terbit di bibirnya. Tadinya hanya ingin ongkang-ong