“Belva!” seru King dengan nada panik disertai gerakan tubuh berlari tanpa peduli pada hujan yang turun deras, sekalipun alam itu gelap dan cabang-cabang bergoyang tertiup angin, tetap saja pria tersebut melompat pada tubuh yang tergeletak di tanah. Dia sedang berada di jalan yang berkelok-kelok, dikelilingi oleh dua gunung, dan angin sangat kencang. King menatap ragu-ragu sejenak sebelum mengeluarkan pisau lipat yang ia sembunyikan, sementara tangan lain masih mengarahkan senter di ponsel pada tubuh yang terbujur. Ketika hampir mencapainya, dia mengulurkan satu kaki dan menendang pelan kaki yang terduga Belva. “Kamu akan menginjakku?” tanya Belva yang langsung bangkit, jelas sekarang muka itu dipenuhi lumpur. Beberapa menit lalu, sang gadis tidak bergerak sementara hujan terus menimpany