“King, apa yang akan kamu lakukan?” Adrian sedikit cemas dengan tindakan nekat yang bisa menyudutkan dirinya karena atribut yang dikenakan jelas menunjukkan siapa dia sesungguhnya, pria tersebut hanya tersenyum di balik masker yang menutupi wajah.
“Tenang saja, aku mengenal ketiganya. Dua diantaranya pernah menyimpan peluru di kepala ini, tak mungkin ada kesempatan kedua bagi para pengkhianat.” King menimpali sembari memeriksa laras yang akan digunakan, dia sengaja bersikap sesantai mungkin guna memberikan serangan balik.
“Katakan pada komandan yang mengenakan pakaian loreng itu, mereka bisa melempar granat saat aku dan dua orang ini masuk hutan. Kami akan menandai dengan satu letusan ke arah langit, di sanalah kalian harus memberikan sambutan.” King kembali mengatakan hal paling berbaha
