Beberapa hari berlalu, kondisi kesehatanku perlahan membaik. Ini semua berkat Papa yang selalu menemaniku, tidak pernah dibiarkannya aku sendirian atau uring-uringan. Terkadang, Papa juga membacakan buku cerita untukku, persis seperti saat aku masih kecil dulu. Lelaki itu juga mengajakku bercanda dan memainkan permainan tebak-tebakan. Sikap Papa telah membuatku lupa akan kekecewaanku pada sikap Mama. Setidaknya untuk sekarang. Setiap aku menjalani terapi, Papa selalu datang menemani dan menggantikan perawat untuk mengantarku ke kamar. Papa sudah tidak bekerja beberapa hari ini, waktunya kebanyakan dihabiskan untukku. Walau sekali-kali, dia diam-diam pergi menemui Amanda saat aku tertidur. Karenanya, aku terkadang sengaja pura-pura sudah tidur untuk membuatnya bisa pergi. Bagaimanapun, Pap

