"Sudah berapa kali, Mas, minta maaf untuk itu. Ketika mereguk nikmat belum tentu, Mas, mengingatku. Sekarang kena masalah, aku harus selalu mengiyakan permintaan maafmu. Sekarang selesaikan saja urusan, Mas, dengan perempuan itu. Mungkin ada syarat yang dia minta dan harus, Mas, penuhi. Agar tidak menggangguku lagi." Pembicaraan terhenti, ketika dari box bayi. Dafie sudah duduk dengan lucunya sambil mengusap kedua mata. Shafira segera menghapus air matanya dan mendekati sang putra. Pagi ini, ia masih harus meng-asi-i Dafie. * * * Setelah Mbak Nunik pulang, Shafira repot sendiri ngurus Dafie. Sejak pagi, anak itu rewel terus. Makan nggak mau, di kasih ASI juga rewel. "Mungkin mau tumbuh gigi lagi, Mbak," kata Mbak Nunik. "Badannya nggak panas sih, Mbak. Biasanya kalau mau tumbuh gigi