Pria Bernama Anthony 2

762 Kata

"Dan ... aku selalu bisa membagi waktu. Adil-lah menurutku. Sedang Merry sendiri tidak mau tinggal serumah dengan ibuku. Padahal aku carikan pembantu untuk mengurus ibu. Bukan aku menyuruh Merry menjaganya. Tapi aku hanya minta, agar diizinkan aku membawa ibu tinggal bersama kami. Biar aku tidak pontang-panting." Shafira kaget mendengar pernyataan Antony barusan. Sungguh cerita yang berbeda saat Merry memaparkannya dulu. "Bang, jadi sangkaan kami selama ini salah?" "Mungkin. Karena kalian membela Merry mati-matian. Tapi aku memang tidak peduli waktu itu. Yang aku pikirkan hanya ibu." "Sekarang ibunya, Abang, bagaimana keadaannya?" Antony menyesap kopinya sekali lagi. "Ibuku meninggal setahun yang lalu." "Maaf, aku turut berbela sungkawa, Bang." "Ya," jawab Antony sambil mengangguk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN