Pak Farhan terdiam. Beliau mengalihkan pandangan ke arah lain. Ucapan Shafira diam-diam diakui telah menggugah sisi lain dalam benaknya. Jujur, selama ini Lola hidup bak putri raja. Semua tersedia, apa yang diingini didapatkan. Tak pernah merasa kecewa jika meminta sesuatu. Apalagi dia anak bungsu dan perempuan satu-satunya. Makanya ketika ia meminta cinta kekasihnya kekal buat dirinya, dan ternyata tidak sesuai harapan, makanya dia limbung dan depresi. Beberapa kali panggilan, membuat Pak Farhan undur diri karena ada kepentingan lain. Tinggallah Shafira sendirian. Menyesap lemon tea yang di pesan. Sedangkan kopi pesanan Pak Farhan masih utuh di meja. Shafira termenung. Benarkah tindakannya? Bagaimana jika Ferdy tahu dan marah? Ah, biarlah. Jika sampai suaminya itu marah, berarti pengaku