Saat membuka mata, hal pertama yang aku lihat adalah keberadaan Denis di sampingku. Lelaki tampan itu segera tersenyum dan menggengam erat tanganku saat melihatku sadar. Pandanganku mengedar ke seluruh ruangan, butuh beberapa detik sampai aku sadar kalau berada di dalam kamar. Tubuhku masih terasa sakit, hampir di seluruh permukaan tubuhku ngilu. Akan tetapi, sepertinya sudah diobati jika melihat tubuhku sudah terbalut dengan perban. Walau beberapa tidak, hanya diobati saja. Warnanya masih seperti lebam, tapi tidak parah, mungkin. Entahlah, aku tidak bisa menilai kondisi diri sendiri. Aku melihat ke sekeliling sekali lagi, tidak ada siapapun yang bisa dijumpai selain dirinya. Jantungku menjadi berdebar tidak karuan, rasa takut itu menjalar dan memenuhi rongga dadaku, memberikan rasa nyer
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


