“Menikahlah denganku, Tik,” pinta Wijat sambil mencium bibir Hastuti lembut. Ini kesekian kalinya dia melamar Hastuti dan selalu diakhiri jawaban … “Tidak.” Hastuti sedikit terengah dan mengerang kecewa. Dia menggigit bibir bawahnya dan bergerak-gerak erotis di bawah tubuh Wijat. Bukan sekali Wijat meminta Hastuti menikah dengannya. Dari lamaran romantis, sedikit fantastis hingga dramatis, pernah Hastuti terima. Juga saat Hastuti tak berdaya saat ini, saat gairahnya sedang menuju puncak dan Wijak menghentikannya tiba-tiba. “s**t! Cepatlah sedikit, Jat. Aku sudah tidak tahan!” Hastuti menggerayangi tubuh Wijat dan memaksanya bergerak. “Bilang dulu kata saktinya.” “Tidak akan. Aku sudah bilang tidak mau!” Hastuti bersiap pergi dari tubuh Wijat dan membiarkan gairahnya tak