“Apa kamu punya seseorang yang dituakan?” tanya Pak Hasan pada Jindan saat mereka menikmati makan siang di salah satu private room di Nusantara. Sebuah meja bundar penuh dengan aneka masakan khas Indonesia. Tidak lupa kerupuk, es campur, dan air mineral. Jindan meletakkan sendoknya dengan sopan. “Mmm, saya dulu dibesarkan di panti asuhan pimpinan Ustaz Marzuki. Sebelum menikah, saya sering ikut rutinan pengajian dan tadarus di sana. Bisa dibilang, saya cukup dekat dengan beliau.” Pak Hasan menganggukkan kepalanya. Ayah Bilqis itu begitu memperhatikan kalimat yang diucapkan menantunya. Setelah mengambil nafas, Jindan menambahkan, “Sebenarnya, satu hari setelah akad, saya bertemu dengan beliau. Jujur saja, kita semua syok dengan takdir yang begitu tiba-tiba.” Jindan melirik Bilqis yang d