Alih-alih langsung pulang, Nate mengajak Mariana berjalan menuju lounge terbuka di lantai atas hotel. Tempat itu sepi, hanya diterangi cahaya kuning temaram dari lampu gantung dan beberapa lilin di meja. Suasana malam yang tenang dengan angin yang lembut berembus membuat langkah mereka melambat. “Kamu tidak keberatan mengobrol sebentar di sini?” tanya Nate sambil menarik kursi untuk Mariana. Mariana menggeleng, ia duduk dengan senyum tipis. “Enggak sama sekali.” Mereka belum sempat berbicara lebih jauh saat ponsel Mariana bergetar. Sebuah panggilan video masuk dari Nadia. Mariana sontak menegakkan tubuh. “Maaf, ini dari Nadia.” “Silakan,” sahut Nate tenang. Mariana menekan tombol berwarna hijau dan layar segera menampilkan wajah Nadia yang tampak antusias dengan Elhan di pangkuannya.