Keesokan paginya, Mariana berangkat bersama Arsita menuju sebuah panti jompo eksklusif di pinggiran kota. Sepanjang perjalanan, mereka membicarakan banyak hal saat mobil melintasi jalan yang mulai ramai oleh aktivitas pagi. Namun ketika mereka sudah hampir tiba, Mariana menangkap kegelisahan yang berbeda dari sebelumnya. Arsita yang semula berbicara dengan santai, tiba-tiba lebih banyak diam. Jemarinya saling menggenggam sementara tatapannya menatap lurus ke depan tanpa benar-benar fokus. “Tante baik-baik saja?” tanya Mariana, melirik ke arah wanita paruh baya di sampingnya itu. Arsita menghela napas pelan. “Tante tidak tahu apakah beliau akan mengenali Tante hari ini.” Mariana ikut terdiam, memahami perasaan wanita itu. “Kalau pun enggak, setidaknya beliau akan tahu kalau seseorang ya