Beberapa hari tersekap di dalam Rumah Sakit, akhirnya hari ini Raka bisa bernapas lega dikamarnya. Bukan. Bukan di kamarnya, melainkan kamar Tiffany. Itu keinginan Raka sendiri. Mulai sekarang dan seterusnya, Raka meminta agar dia bisa tidur bersama Tiffany dan Rania. Sekarang, impian Tiffany akhirnya terwujud. "Pa-pa-pah..." Anak kecil itu berucap sambil memasukkan kedua jarinya dedalam mulut. Raka yang sedaritadi menyaksikan itu tersenyum bahagia. Rania memang bukan anaknya, tetapi Raka berjanji, dia akan memperlakukannya dengan baik, layaknya seorang ayah kepada anak. "Iya.. Sayang..." Tangan Raka berusaha mengeluarkan jari-jemari Rania dari mulut. Tiffany masuk ke kamar, dia membawa nampan berisi penuh. Sejenak, nampan itu dia letakan di nakas dan dirinya duduk