Bahagia, itulah yang di rasakan oleh Tiffany saat ini. Akhirnya dirinya sudah menyelesaikan kuliahnya. Tiffany keluar dari ruangan sidang. Sekali lagi, wajahnya bersinar dan tersenyum gembira. Dia berdiri, bersandar di dinding. Mulutnya berkomat-kamit mengucapkan terimakasih kepada Tuhan. Tiba-tiba seorang lelaki berpawakan besar menghampirinya. Tiffany berhenti bergumam dan seketika senyum gembiranya sirna saat melihat Dika berdiri di hadapannya. Tiffany memasang ekspresi wajah garangnya. Dia harus berani dengan Dika, toh Dika bukan lagi dosennya. Dika tercengang melihat ekspresi itu. Tapi, cepat-cepat Dika telan rasa terkejut itu. Dika mengulurkan tangannya dan berkata. "Selamat ya, Tiffany." Tiffany tidak membalas uluran tangan Dika. Dia m