Bab 14

1194 Kata

Untuk pertama kalinya kami berempat duduk di ruang keluarga, wajah Daddy masih seperti tadi dengan mata masih menatap tajam kearah kak Biyan tanpa berkedip sedikitpun, aku duduk di samping kak Biyan dengan gugup, saking gugupnya sampai-sampai aku tidak sadar saat kak Biyan menyentuh tanganku dan menggenggamnya dengan erat, mata Daddy melihat kearah tangan kami lalu ia mengambil cangkir teh yang tadi Mommy letak di atas meja. "Daddy tanya sekali lagi Biyan... apa kamu yakin mau melepaskan kesempatan demi Aisha? kamu tidak akan menyesal di kemudian hari?" tanya Daddy, kesempatan apa sih yang sejak tadi Daddy bahas, ah nanti saja aku tanyakan jika restu sudah kami genggam. "Sangat yakin, Aisha adalah hidup dan nafasku... apapun akan aku lakukan demi bisa bersamanya, dia wanita teristimewa y

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN