Bali

1902 Kata

Rania menggeliat, merasa terusik oleh cahaya yang mencoba menerobos masuk, memaksa kelopak matanya terbuka. Namun, rasa kantuk luar biasa mendominasi tubuhnya, seakan mendekapnya begitu erat dan tak mengijinkannya bangun. Tapi sekali lagi cahaya itu mengusik tidurnya, melenyapkan mimpi indah milik Rania. "Ish, silau! Kayna tutup gordennya!" seru Rania, merubah posisinya jadi miring membelakangi cahaya. Dekapan pada bantal guling pun semakin erat, sembari merangkai lagi mimpi yang sempat berantakan. Tapi belum sempat mimpinya terangkai kembali, suara seseorang berhasil memaksa kelopak matanya terbuka lebar. "Sampai kapan kamu akan tidur seperti kebo?" Suara familiar yang berhasil menggetarkan jantung Rania. Sontak ia menoleh dan matanya seketika melebar saat mendapati sang pemilik suara

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN