Rania terbangun, merasakan sesuatu yang berat menekan perutnya dan membatasi pergerakannya. Rania memaksa matanya terbuka, melihat ke perutnya dan menghela napas panjang. Pantas saja ia tak bisa bergerak, tangan kekar itu begitu erat memeluk perutnya. Lalu Rania menoleh ke samping, wajah tampan bosnya langsung menjadi pusat perhatian. Tampan. Ya, Rania akui jika Rehan memanglah sangat tampan. Bahkan anak kecil pun mungkin akan jatuh hati melihat betapa luar biasanya visual lelaki itu. Namun, untuk apa tampan jika memiliki sifat monster. Rania kembali teringat apa yang terjadi sebelumnya. Bagaimana Rehan berniat meminta haknya, dan ia yang tak bisa menghindar hanya bisa pasrah. Rania pikir kejadian semalam akan jadi yang terakhir, tapi ternyata tidak. Rehan kembali mengulangi kesalaha