Rania terpaku di depan lift, memandang horor lift yang terbuka. Ia tidak pernah lupa dengan lift itu, gedung ini dan kejadian beberapa hari lalu yang berhasil ia lalui dengan cucuran air mata. Meski begitu masih ada sesuatu yang membekas di dalam benaknya, sesuatu yang sulit sekali ia pahami dan sesuatu yang kini membuatnya merasa gelisah, takut dan .... "Ada apa?" Rehan bertanya ketika Rania tak kunjung melangkahkan kaki masuk ke lift. Rania menoleh, mendongak pada Rehan yang berdiri di sebelahnya. Lelaki itu menggenggam erat tangannya, menyadarkan Rania kalau hari ini ia tidak sendiri seperti waktu itu. "Kenapa kita ke sini?" Rania balik bertanya. Dari sekian banyak tempat yang bisa mereka kunjungi malam ini, kenapa Rehan harus mengajaknya ke sini. Ke tempat di mana laki-laki itu meng

