"Pokoknya aku tak mau terima pembunuh di rumah ini!" teriak Irene lagi. "Sera juga anak Mama, dari dia lahir Sera sudah ikut sama keluarga kita. Apa Mama tega buang dia begitu saja?" suara Ricky melirih, dia meminta belas kasihan dari sang mama. "Dia bukan anakku! Dia anak yang tidak jelas!" Irene sudah seperti orang hilang akal, dia bahkan berteriak sekencang mungkin. Kalau bisa, dia ingin seluruh Jakarta mendengarnya. "Irene! Cukup kau hina Sera, aku tak sangka kau bisa seperti ini! Buat apa dulu kau merengek padaku buat adopsi Sera!" Sigit ikut bersuara, dia pun merasa jengah akan apa yang telah Irene lakukan. "Kalau Mama tidak terima Sera di rumah ini lagi, aku yang akan keluar dari rumah ini dan membawa serta keluargaku!" ancam Ricky tak main-main. "Ricky, jangan sembarangan kau