Seonggok buket mawar merah tergeletak cantik di atas meja rias kamar utama di kediaman Hutagalung muda. Sudah dari sepuluh menit yang lalu sepasang suami istri ini kembali ribut karena ulah kedatangan buket bunga misterius tersebut. Cantik memang bunganya, tapi kecantikannya tidak membuat penghuni rumah merasa senang. “Mungkin itu dari dokter Alfa buat kamu.” setelah beberapa menit diam, akhirnya Ricky bersuara. Badan Brenda berbalik, dia menatap suaminya yang duduk di atas sofa dengan gaya santai seolah-olah tidak terjadi sesuatu di antara mereka. Padahal sudah jelas sekali kalau keduanya sedang perang dingin. Sebelah mata Brenda memicing, dirinya melirik kembali buket bunga yang tidak bersalah itu. Benar sekali, buketnya memang tidak salah. Tapi orang yang mengirimkannya yang salah ka