“Kau ini lamban sekali, Victor,” sungut Giselle begitu mobil yang dikendarai Victor memasuki area lobby gedung SEO. Model cantik itu tak perlu menunggu sampai ada seseorang yang membukakan pintu untuknya. Ia sudah tak bisa menunggu lebih lama lagi. Ia tak puas hanya sekadar bicara di telepon meski kabar yang baru datang sehari sebelumnya, sudah membuat ia kegirangan. “Apa yang membuat ia tak sabar?” tanya Victor dengan herannya. Padahal ia sudah bersiap turun dari mobil sekadar untuk memastikan Giselle tak berbuat aneh termasuk tak memperhatikan langkahnya. Brina menyusul turun kemudian, menghela napas panjang sembari mengeluarkan tas Giselle yang tertinggal. “Dia tak sabar bertemu teman barunya.” “Oh,” Victor sedikit mengerutkan kening. “Yang katanya baru bergabung hari ini?” “Begitul

