“Wajahmu tampak pucat,” kata Andrew dengan nada penuh sesal. Tak seharusnya ia memaksakan diri tapi apa mau dikata. Dirinya tak punya banyak waktu. Harus segera diselesaikan saat ini juga. Jangan sampai hubungannya dengan Giselle, berantakan. “Aku hanya butuh istirahat.” Giselle tertawa kecil. Diaduknya cokelat panas yang tersaji di depannya. beruntung ia belum mengonsumsi obat pereda nyeri kepala. Menghirup cokelat di mug cukup besar ini sudah membuat dirinya lebih baik. “Bukankah Brina memberitahumu?” tanya Giselle tapi ketahuilah, pertanyaan itu hanya tebakan. Meski ada kemungkinan hal itu benar, tapi tetap saja, seolah Giselle menitipkan pesan jika Andrew mendatangi mejanya, bertanya tentangnya, katakan mengenai apa yang ia ucapkan barusan. “Dia memberitahuku jika kau kelelahan.” And

