44 – Harusnya Tidak Terpengaruh!

1996 Kata

“Sha, om-om pemabuk itu siapanya lo, sih?” tanya Mbak Yola tiba-tiba, membuat konsentrasiku buyar. “Dia itu kayak bukan kerabat, deh. Apa jangan-jangan kakak tertua lo? Dia manggil Tante Rani mama juga, kan? Jarak umur kalian berapa? Dari muka agak mirip, sih, apa lagi hidung.”Tanpa sadar aku menelan ludah, bingung harus menjawab apa. Misal tidak mengakui sebagai suami, otomatis disebut pembohongan besar. Kalau mengiyakan sebagai saudara, makin bohong lagi. Tapi soal kemiripan, apa iya? Aku dan Mas Bima tidak ada sangkut-paut keluarga. Kenapa Mbak Yola bisa menyimpulkan demikian? “Asli kalau nggak brewokan, mirip bangek kalian, tuh. Mungkin ini ya yang dimaksud pinang dibelah dua. Kalau sodaraan berarti wajar dong, orang satu tempat cetakan.” Mbak Yola menyesap frappuccinonya santai, juga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN