72 – Sensitif dan Tanggap

1672 Kata

Kami baru saja meninggalkan parkiran rumah sakit. Mas Bima menyetir dengan senyum yang tidak lengkang di bibir, memegangi sebelah tanganku bahkan mengecup berkali-kali. “Jadi, sekarang kita langsung belanja atau ke tempat lain?” Tanda-tanda Mas Bima luar biasa senang, dia pasti mengajakku belanja. “Atau membeli perlengkapan bayi? s**u ibu hamil dan semacamnya?”  “Ke rumah utama dulu. ‘Kan tadi ditelpon oma, katanya mau tahu hasil rumah sakit gimana.” Kukembungkan pipi, berpura-pura cemberut saat mentatap Mas Bima. “Baru delapan minggu juga. Keburu berdebu itu barang-barangnya. Kalau soal s**u hamil, nanti ditemani Mama Rani saja. ‘Kan dia lebih tahu dari pada kita.” “Mas antusias, Asha. Ah, tidak menyangka sebentar lagi jadi seorang ayah. Kita harus memikirkan panggilan mulai dari sekara

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN