Dengan begitu tergesa-gesa Selir Wu Yen memasuki kamar Pangeran Rone dan mendapati pintu dalam keadaan terbuka, tanda Pangeran Rone lupa menutup pintu itu. "Pangeran, anakku..." Selir Wu Yen dengan air mata yang mengalir deras berlari memasuki kamar dan menghampiri anaknya yang terbaring lemah di atas tempat tidur dengan nadi yang tidak dapat dirasakannya kembali. "Pangeran, Anakku.... bangunlah Pangeran," Selir Wu Yen terus menangis di samping Pangeran Rone. Dia sungguh menyesal telah menaruh racun di dalam teh yang seharusnya milik Xien. Ternyata inilah pertanda dari keraguannya selama ini. Seharusnya dia menghentikan rencananya saat merasakan keraguan itu. Tetapi karena rasa bencinya terhadap Pangeran Rexi, membuatnya buta mata dan merencanakan hal ini yang berujung pada ke

