Hening. Keempat orang disana seperti patung, tidak ada yang bersuara. Bagas menurunkan bibirnya, menatap serius pemuda di depannya. "Dar bawa Fina naik." Perintah Bagas dengan pandangan tak terbaca. Fina langsung menatap protes Papah nya, "Pah--" Bagas langsung melemparkan tatapan tajam nya membuat Fina tak mampu berkutik. Dara yang paham langsung berinisiatif menarik tangan Fina pergi dari sana, tidak ingin ada bentrokan antara Ayah dan anak. Tersisa lah Riki berdua dengan Bagas. "Kamu mau lamar Fina?" Tanya Bagas lebih ke memberi pernyataan sebenarnya. Riki terkesiap, tubuhnya seperti spontan mengambil posisi paling tegap dan rapi. "Iya." Tegasnya mencoba tidak gugup. Bagas memicingkan mata, tersenyum miring. "Punya apa kamu berani lamar Fina? Gak mungkin kan kamu mau minta orang