"Bram?” panggil Airyn dengan raut wajah gelisah. Berharap, Bram mau merespons perkataannya. Dia butuh seseorang untuk menyela pemikiran buruknya. "Ya, Nona?” Terpaksa, Bram mengingkari janjinya pada Arvyn untuk tak berbicara dengan Airyn karena dia melihat Airyn yang berubah setelah bertemu pria asing tadi. "Apa Arvyn mengatakan padamu ada urusan apa dia hari ini?” tanya Airyn sambil menatap Bram dari kaca di depannya. “Tidak, Nona.” "Apa selama kalian di sini, Arvyn memiliki rekan bisnis wanita?” tanya Airyn lagi. "Selama kami melaksanakan proyek di sini, belum ada rekan bisnis wanita. Semuanya pria, Nona.” Jawaban Bram, membuat pikiran negatif kembali memenuhi otaknya. Dia ingin mengingkari semua bukti itu. Tapi, kenapa dia tidak bisa? Apa Arvyn hanya mempermainkan aku sa

