Aku menarik selimut untuk menutupi badanku yang kini tidak mengenakan sehelai benangpun, aku tersenyum nggak jelas mengingat kejadian beberapa jam yang lalu, huwaaa bahagia banget ya Tuhan. Sungguh kesempatan kedua yang diberi Tuhan kepada kami membuatku rela memberikan apa saja asal kebahagiaan ini tidak berakhir. Aku memutar kepalaku ke kiri dan melihat Abi sedang tidur dengan pulasnya, aku tak berhenti mengagumi setiap inci wajahnya, bulu matanya yang panjang semakin membuatku mencintainya, bahkan suara dengkuran yang seharusnya berisik terasa indah didengar telingaku, pokoknya apapun yang ada di tubuh Abi membuatku terjerat akan pesonanya. Aku melihat Abi mengeluarkan cukup banyak keringat, memang sih kamar ini tidak menggunakan AC atau kipas angin, tapi aku lupa jika Abi hidu