"Alina, tunggu!" teriak Nayla yang mengikuti Alina hingga ke ruang kerja wanita itu. Nayla sudah menahan kekesalan sejak di ruang meeting tadi dan dia tidak mungkin membuat keributan di depan para petinggi perusahaan. Bisa tamat riwayatnya. Tak hanya Alina saja yang menolehkan kepala karena nyaringnya panggilan Nayla, tapi juga beberapa karyawan yang tengah duduk di meja kerja masing-masing, pun mendongak memperhatikan. "Ya, Bu Nayla?" "Kamu jangan kegatelan ya sama Pak Bara!" pekik Nayla dengan penuh emosi. "Memangnya Pak Bara panu, Bu, sampai saya harus gatel?" Jangan ditanya lagi, beberapa orang yang mendengar jawaban Alina ingin menyemburkan tawanya, tapi berusaha ditahan. Lain lagi dengan Nayla yang wajahnya sudah merah padam. "Kamu!" tunjuknya tepat di depan wajah Alina yang ta