"Andai, jika dulu aku mau bertahan sebentar saja, akankah semuanya akan berbeda sekarang. Apakah, jika aku mau bertahan sebentar saja, akankah aku masih menjadi istri dari mas Ahsan sekarang. Apakah, jika saat itu aku mau bersabar sebentar saja, aku bisa memberikan keluarga yang lengkap untuk Daffin?"
Semua pengandaian itu, terus berputar dalam kepala Shanum. Seolah, jika ia berandai seperti itu maka keadaan ia sekarang akan berbeda.
Shanum terus menangis, tanpa peduli jika waktu sudah berjalan selama setengah jam lamanya. Bahkan, Ahsan pun sudah pulang sejak lima menit yang lalu.
Terdengar suara ketukan di pintu.
Daffin mengetuk pintu kamar Shanum, karna ibunya itu tak kunjung keluar kamar. "Bu, aku laper," keluhnya yang membuat Shanum memaksa menghentikan tangisnya.
Ia mencari handu
