Kata-kata Ikhsan mengundang tawa lepas Niko dan Keenan sendiri. “Atau jangan-jangan sudah punya pilihan,” sela Niko dengan senyum simpulnya. “Ya ya … orang seperti Keenan ini pasti jadi rebutan,” ujar Ikhsan lagi, memandang kagum gagah wajah dan tubuh tegap Keenan. “Aku belum sesukses Pak Niko dan Pak Ikhsan, ini tender baru.” “Memenangkan tender besar itu luar biasa dan harus dianggap sebuah awal kesuksesan, Keenan. Mau sukses lebih besar lagi? Menikahlah … lalu punya anak.” Keenan menggeleng tertawa, dia belum berniat menikah, meskipun mamanya sudah lebih sering menemui mama Dinar untuk membicarakan pernikahan mereka lebih serius. “Benar itu, Keenan. Sejak aku menikah dan bekerja keras, ya … bisa dibilang merintis kesuksesanlah, namun di saat istriku mengandung anak kembar, has