Hari terakhir di rumah, sejak pagi Felora sudah manja sekali pada Ayah dan Bunda. Sagara menatap istrinya yang tengah bersandar pada ayahnya, “kamu perginya nanti saja, bagaimana? Ayah dan Bunda yang antar?” bujuk Halim. Felora menggeleng pelan, tidak akan berubah pikiran. “Sagara berangkat duluan? Enggak mau, Ayah sama Bunda nanti yang akan kunjungi kami. Mudah-mudahan saat itu, kami sudah pindah dari flat Sagara.” Sagara memberitahunya jika sudah dapat beberapa pilihan untuk rumah mereka, bukan apartemen, Felora maunya rumah dan ada halamannya untuk bersantai. “Kamu jangan manja-manja sama Sagara, apalagi sampai ganggu fokusnya.” “Sagara sudah jadi suami aku, yah... Ih Ayah lupa?” Felora menatap Halim, “wajar kalau aku manja sama suamiku,” Sagara tersenyum mendengar jawaban ist